Tampilkan postingan dengan label OLAHRAGA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label OLAHRAGA. Tampilkan semua postingan
Botaq, Euphoria Kedamaian Untuk Persib

Persib Bandung, sebagai satu
diantara klub-klub besar di
Indonesia, memiliki akar
pendukung yang fanatik, terutama
di Jawa Barat dan Banten (sebagai
pecahan dari Propinsi Jawa Barat).
Apabila kita melacak akar sejarah
pendukung sepakbola di Jawa
Barat, maka nama ‘Bobotoh’ begitu
kental dalam ingatan. Ya, suku kata
dari bahasa Sunda yang berarti
“Orang-orang yang mendorong atau
membangunkan semangat untuk
orang lain.” Seiring berjalannya
waktu, tumbuh kembanglah nama-
nama pendukung Persib. Dimulai
dengan Balad Persib, yang diyakini
kelahirannya lebih dulu dari yang
lainnya, kemudian muncul Viking
Persib Club pada 1993 yang
dinobatkan sebagai kelompok
pendukung klub pertama di era
semiprofessional liga Indonesia,
dan menjadi rujukan bagi kelompok
pendukung klub-klub lainnya,
termasuk beberapa kelompok
pendukung yang pada masa kini -
sayangnya- bersinggungan negatif
dengan Viking. Selain itu masih
ada Bobotoh Maung Bandung
Bersatu (Bomber), Jurig Persib,
Ultras Persib, Flowers City Casual,
dan lain sebagainya dengan
mengusung ciri khasnya.
Lantas, dimanakah posisi Bobotoh
Taqwa (Botaq)? Bukankah sudah
banyak kelompok pendukung Persib
Bandung? Apa tidak akan semakin
sempit saja tribun stadion apabila
hari demi hari bermunculan
banyak nama baru bagi pendukung
Persib?
Dede Mustiawan, Ketua Bobotoh
Taqwa menegaskan, “Kita
mengambil jalan tengah,” dalam
maksud berupaya menyebarkan
kebaikan berlandaskan rasa cinta
dan damai. Namun tidak berarti
bahwa selama ini kebaikan, rasa
cinta, dan kedamaian itu belum
ada dalam sanubari pendukung
Persib. Semua telah ada, kehadiran
Botaq semata untuk menguatkan
hal tersebut.
Pada mulanya, sekumpulan
karyawan dari Rumah Sakit al Islam
Bandung yang memiliki kesamaan
latar belakang klub favorit, Persib
Bandung. Mereka ingin, kecintaan
terhadap Maung Bandung ada
sarana sebagai bentuk alat untuk
mendukung Persib. Maka, obrolan-
obrolan ringan itu, dengan
dipelopori oleh empat orang: Triadi
Suhendra Wawan Setiawan, ustadz
Baban Shobari, dan Dede
Mustiawan tahun 2011, memuncak
pada inisiatif mengumpulkan para
karyawan dalam satu wadah:
Bobotoh Taqwa. Kenapa harus ada
Taqwa dalam nama komunitasnya?
“Kita melihat, kreatifitas supporter
itu hebat, kepedulian sosial juga
sangat tampak, fanatisme
pendukung Persib itu luarbiasa,
mereka mau berkorban apa saja
demi Persib. Hingga kadang ada
ekses negatif dari para oknum yang
tidak bertanggungjawab. Akibatnya,
citra Bobotoh menjadi jelek di
mata masyarakat. Mereka
memvonis, bahwa setiap supporter
sepakbola itu, di seluruh Indonesia
malah, pasti gemar kerusuhan,
kekerasan, dan tindak tanduk
vandalisme. Itu menjadi bahan
perhatian kita, coba kalau
fanatisme itu diarahkan dalam
kebaikan, diterapkan dalam konteks
ibadah kepada Allah? Luarbiasa,
tentu,” tandas Dede ketika
dihubungi via BBM.
Dus, Botaq hadir dengan tekad
mengeleminasi imbas-imbas buruk
itu, dan mengubahnya menjadi
sesuatu yang baik, sesuatu yang
nyaman bagi semua orang.
Taqwa, suku kata yang disematkan
dalam Botaq, bukanlah label
bahwa orang-orang yang
bergabung di dalamnya itu sudah
pasti baik. Botaq menyakini bahwa
setiap manusia itu memiliki dua
potensi: potensi kebaikan dan
potensi keburukan. Tergantung
siapa yang menang diantara
keduanya, entah kebaikan entah
keburukan. Maka taqwa di sini
adalah bukan sekumpulan orang-
orang yang baik, tetapi sekumpulan
orang-orang yang belajar menjadi
baik, di mata Allah maupun di
mata masyarakat.
Maka dalam kegiatan rutinnya,
aspek ruhani menjadi perhatian
bagi Botaq, bersama dengan aspek
‘kegilaan’ dalam mendukung
Persib. Bagi Botaq yang saat ini
telah memiliki sekitaran 200 orang
anggota (tersebar di beberapa
wilayah Jawa Barat: Cimahi,
Cianjur, Bandung, Bogor,
Purwakarta, Karawang, Majalaya,
dan beberapa tempat lainnya),
pertemuan rutin kerap digunakan
untuk ber-DUGEM ria. Apakah
Dugem? Dede menandaskan,
“Duduk Gemar Mengaji,” serta ada
aktivitas sosial seperti Seribu
Persib (Sehari seribu perbanyak
shadaqah in syaa Allah berkah)
Kendati masih sangat muda di
kalangan pendukung sepakbola,
Botaq berupaya mengambil
bagiannya turut serta dalam
blantika supporter Indonesia.
Jalinan komunikasi antar kelompok
supporter juga digalakkan, seperti
dengan Viking Noyod di Cipanas-
Cianjur, Sigit Nugroho tokoh
supporter Indonesia yang mencoba
memperkenalkan Botaq ke luar
Jawa Barat, hingga bertemu
dengan ketum PSSI, Djohar
Arifin,ketika laga final ISL U-21 di
Stadion Si Jalak Harupat antara
Semen Padang vs Sriwijaya FC.
Botaq berharap, komunitas
supporter yang memberikan
perhatian yang cukup kepada
aspek ruhani para pendukungnya
itu ada di berbagai komunitas
supporter. Sehingga kelak, ada
semacam -sekadar menyebut misal-
Aremania Taqwa, Bonek Taqwa,
Jakmania Taqwa, Maczman Taqwa,
dan lain-lain sebagai ikhtiar untuk
mewujudkan perbaikan hubungan
dikalangan supporter Indonesia.
Ditanya mengenai filosofil logo
Botaq, Dede menjawab, “Bintang
satu di atas logo melambangkan
Tauhid -Tauhid di atas segalanya-
sebagai tujuan dasar manusia,
Perisai biru berbingkai kuning
melambangkan kekuatan dan
kekokohan bersama, orang yang
bersorban dan menghadapkan
wajahnya ke kanan melambangkan
manusia yang istiqamah di jalan
Tuhannya, dan pita bertuliskan
Bobotoh Taqwa melambangkan
bahwa prestasi harus diimbangi
taqwa kepada Tuhan.”
Saat ini, Botaq bermarkas di dua
tempat:
Toko Ceklist Sport Jalan Babakan
Dese Kiaracondong, dan Madrasah
Nurul Ikhlas jalan Cilengkrang I 64
RT 03/04 Cibiru Bandung.
Untuk mendaftarkan keanggotaan
bisa menghubungi:
082218861933,0897 1045 835 atau
0859 7400 9684.
FB : Bobotoh Taqwa, Twitter
:@bobotohtaqwa , IG : bobotoh
taqwa.
Email: bobotohtaqwa1933@gmail.
H.D. Gumilang / @HDGumilang
(Humas Botaq)
Langganan:
Komentar
(
Atom
)