Berita Kota Bandung

Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ARTIKEL. Tampilkan semua postingan

Manajemen Waktu

Tidak ada komentar :
Assalamualaikum,
Ada seorang ulama berguru kepada seorang ulama
Selang beberapa lama, saat dia ingin melanjutkan belajar ke guru lain. gurunya berpesan: “Jangan tinggalkan membaca Al Qur’an, Semakin banyak baca Al Qur’an urusanmu semakin mudah”
Dan muridnya pun melakukan. Dia membaca Al Qur’an 3 juz per hari. Dia menambahkan hingga 10 juz per hari. Dan urusannya semakin mudah.
Allah yang mengurus semua urusannya. Waktu   pun semakin berkah.
Apa yang dimaksud dengan berkahnya waktu ? Bisa melakukan banyak hal dalam waktu sedikit. Itulah berkah Al Qur’an.
Al Qur’an membuat kita mudah mengefektifkan manajemen waktu. Bukan kita yang atur waktu  kita, tapi Allah. Padahal teorinya orang yang membaca AlQur’an menghabiskan banyak waktu, mengurangi jatah kegiatan lain, tapi Allah yang membuat waktunya itu jadi berkah. Hingga menjadi begitu efektif. Hidup pun efektif.
Dan Allah akan mencurahkan banyak berkah dan kebaikan pada kita karena Al Qur’an. Salah satu berkahnya adalah membuka pintu kebaikan, membuka kesempatan untuk amal shalih berikutnya. Dan Salah satu balasan bagi amal shalih yang kita lakukan adalah kesempatan untuk amal baik berikutnya. Jagalah Allah maka Allah akan menjagamu. Dan sebaliknya waktu yang selalu sibuk sehingga hanya habis untuk urusan dunia yang terserak, bisa jadi itu adalah tandanya ada yg salah dalam hidup kita.
Barangsiapa yang bangun di pagi hari dan hanya dunia yang di pikirkannya, sehingga seolah-olah ia tidak melihat HAK ALLAH dalam dirinya, maka ALLAH akan menanamkan 4 macam penyakit padanya:
1. Kebingungan yang tiada putus-putusnya.
2. Kesibukan yang tidak pernah jelas akhirnya.
3. Kebutuhan yang tidak pernah merasa terpenuhi.
4. Khayalan yang tidak berujung wujudnya.
[Hadits Riwayat Muslim]

Kami Bukan Jamaah Radikal Seperti Mereka!

Tidak ada komentar :

PKS Sukasari - Dua puluh tiga tahun yang silam, saat masih kuliah di semester awalan. Saya pernah didekati oleh seseorang yang juga merupakan teman sekampus, namun belum pernah bertemu dan saya pun tidak tahu siapa namanya. Dia ingin mengajak saya untuk ikut pengajiannya yang saya juga tidak tahu apa nama kelompok pengajiannya itu. Kebetulan waktu itu saya memang baru memakai jilbab, jadi dia pikir saya masih sangat awam persoalan agama Islam, sehingga akan mudah sekali dibujuk-rayu olehnya.

Saya ingat kala itu saya sedang duduk sendirian di salah satu bangku kantin, tiba-tiba seorang perempuan berjilbab tapi memakai celana jeans menghampiriku. Lalu tanpa babibu dia langsung mengajak saya berdiskusi tentang masalah "Negara Islam, khilafah, Pancasila, thoghut, dan lain-lain". Saya yang tak menyangka akan hal itu, tentu saja kaget karena baru sekali ini saya mendengar istilah-istilah tersebut.

Dia terus aja nyerocos sambil sesekali saya jawab atau  saya ajukan pertanyaan balik dari semua yang dijelaskannya, yang menurutku sebagai orang awam saat itu sangatlah aneh dan tak masuk akal sehat. Semakin lama kami diskusi semakin membuat saya sedikit-banyak mulai mengerti bagaimana dan kemana arah pikirannya, meskipun waktu itu pemahaman saya tentang seluk-beluk Islam belumlah mendalam. Sekali lagi, saya cuma bermodalkan serta mengandalkan logika dangkalku saja. Dari diskusi panjang itu saya menangkap bahwa kelompok mereka ini ingin mendirikan "NEGARA ISLAM", akan tetapi dengan cara yang radikal, yakni Revolusi!

Oya...sebagai informasi, tak lama setelah berjilbab, alhamdulillah saya langsung ikut pengajian di komunitas jamaah tarbiyah atau yang sering disebut dengan kelompok liqo, yang diadakan oleh kakak-kakak angkatan di kampus saya. Walaupun saya baru beberapa kali mengikutinya. namun belum pernah sekalipun telinga saya mendengar tentang istilah-istilah sebagaimana yang disebutkan oleh "kawan baruku" itu, terlebih lagi mengajarkannya. Pengajian ini setahuku cuma membahas tentang keimanan, akidah, nabi dan rasul serta berbagai masalah keumatan lainnya yang bersifat umum-umum saja. Tak ada sesuatu yang aneh ataupun janggal menurut pengamatanku saat itu, bahkan sampai  detik hari ini. Sehingga menjadikan kami dapat memahami Islam ini secara baik dan benar. Sangat jauh sekali dari ajaran atau isme yang coba didoktrinkan oleh kawan saya itu.

Setelah diskusi berjalan cukup lama dan alot (karena seringkali saya berhasil mematahkan argumentasi-argumentasinya), akhirnya kawan saya inipun menyerah. Sangat kelihatan sekali rasa lelah juga putus asanya dia menghadapi saya, padahal saya sendiri cukup santai menanggapinya. Merasa tak berhasil membujuk dan merubah sikap saya, di penghujung percakapan dia mengajak saya untuk datang ke pengajiannya dengan tujuan agar saya bisa berdiskusi lebih jauh dan intensif lagi dengan para seniornya di sana.

Namun ajakan tersebut saya tolak dengan halus, saya katakan kepadanya jika saya sudah ikut pengajian (liqo)-nya orang-orang tarbiyah. Selanjutnya berbalik saya yang kemudian menawarkan dirinya untuk ikut tarbiyah bersama saya. Mendengar jawaban serta ajakan balik saya, dia cuma bisa tersenyum kecut dan salah tingkah. Lantas tanpa banyak bicara lagi, dia pun berlalu dari hadapan saya.

Hmmm...senjata makan tuan nih, rasain lo...ente salah sasaran, Kawan...kata saya dalam hati sambil menatapnya yang kian menjauh.

Jadi, jika seandainya sekarang ada yang menuduh orang-orang tarbiyah (baca PKS) seperti saya dan juga para kader lainnya adalah radikal yang ingin membuat makar terhadap negeri ini, itu adalah sebuah kesalahan besar. Sebelum menuduh apalagi punya niatan hendak mematikan aktivitas kami, maka saya menyarankan kepada mereka semua yang menaruh curiga dan ketakutan (phobia) terhadap kami, agar segera ikut pengajian kami ini selama sekian waktu. Lihat, saksikan dan teliti dengan seksama apa-apa saja yang kami kaji serta bagaimana cara para pendidik (murabbi) kami mengajari, membina dan mentarbiyah) kami. Adakah yang salah dan menyimpang ataupun keluar dari akidah dan nilai-nilai Islam?

Maka saya berani jamin tidak akan ada, begitupun saya berani pastikan juga bahwa mereka tidak akan pernah menemukan ajaran terorisme maupun radikalisme di kelompok atau pengajian kami ini. Dan secara logika, jika ajaran kami menyimpang (mengajarkan terorisme dan radikalisme), maka kami tidak akan pernah mendapatkan ijin dari negara untuk mendirikan sebuah partai (PKS). Juga tidak akan pernah ada kader-kader kami yang duduk sebagai wakil rakyat di parlemen (DPR) sana seperti sekarang ini. Oleh sebab itu, sekali lagi saya sarankan, cobalah ikut dan menjadi bagian dari kami. Rasakan dulu sensasinya, baru anda bisa mengenal serta menilai siapa dan seperti apa kami ini. Ibarat kata pepatah, tak kenal maka tak sayang bukan?

Sungguh, dalam tarbiyah dan selama mengikuti jamaah ini, kami tidak pernah diajarkan untuk berlaku anarkis ataupun melakukan perbuatan teroris serta radikalisme. Jika hal itu yang terjadi, maka mungkin saya adalah orang pertama sekali yang akan keluar dari kelompok atau jamaah ini. Namun alhamdulillah, semua itu tidak terjadi dan saya yakin tidak akan pernah terjadi.

Justru sebaliknya, selama berada di sini saya merasa sangat aman dan nyaman (damai). Sampai detik hari ini tak terbersit sedikitpun di hati saya untuk meninggalkan barisan ini, selama ajaran dan pemahamannya masih selaras serta sejalan dengan nilai-nilai Islam, yaitu Al Qur'an dan as-sunnah. Insya Allah.

Oleh: Ria Dahlia
Follow @RiaSanusi